Definition List

LightBlog

Translate

Sabtu, 08 Juni 2013

PENYEGAR UDARA RAMAH LINGKUNGAN DARI KOTORAN SAPI


Ternyata Indonesia masih memiliki anak muda yang cerdas dan memiliki prestasi mengagumkan. Dua orang pelajar SMU kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Babat  telah membuat kagum juri dari Olimpiade Science Project tingkat nasional dengan hasil karyanya, penyegar ruangan dari kotoran sapi ! Percaya atau tidak produk ini adalah produk organic dan benar-benar tidak berbau busuk, justru memiliki aroma tanaman yang menyegarkan.

Adalah Dwi Nailul Izzah dan Rintya Aprianti Miki berhasil mengungguli 1.000 peserta lainnya di Indonesian Science Project Olympiad (ISPO), yang diselenggarakan pada akhir Februari, di Jakarta. Memenangkan medali emas untuk penemuan mereka – berupa penyegar udara  yang ramah lingkungan, dibuat dari kotoran sapi.
Hasil penyegar udara ini tidak berbau busuk, malah memiliki aroma herbal yang mengejutkan. Penyegar udara alami mereka tidak mengandung bahan kimia . Bahkan untuk harga jauh lebih terjangkau.   Sementara 275 gram konvensional penyegar udara rata-rata seharga Rp. 39.000 ($ 4), sedangkan untuk sebuah 225 gram kaleng penyegar udara dari kotoran sapi hanya Rp. 21.000  ($ 2).  Kini Dua penemu muda ini bersiap-siap untuk menampilkan penemuan unik mereka di International Environment Project Olympiade (INEPO), di Istanbul, dan segera mengajukan permohonan paten.

Photobucket
Untuk membuat pupuk penyegar udara, Dwi Nailul Izzah dan Rintya Aprianti Miki mengumpulkan bahan yang diperlukan dari peternakan sapi di Lamongan, Jawa Timur.  Kotoran sapi yang dikumpulkan lalu dibiarkan fermentasi selama tiga hari. Kemudian diekstraksi air dari kotoran yang sudah difermentasi selanjutnya  dicampur dengan air kelapa. Akhirnya, bahan tersebut disuling cairan untuk menghilangkan semua kotoran. Seluruh proses berlangsung 7 hari. Prosesnya cukup lama karena harus melalui proses ekstraksi dua kali ditambah dengan proses fermentasi. Terakhir  jadilah penyegar udara cair dengan aroma herbal dari makanan sapi yang dicerna. “Penyegar udara kami tidak dilengkapi dengan bahan kimia untuk bau harum. Baunya murni dan bau seperti tanaman alami diberikan kepada sapi,” kata Dwi Nailul Izzah. “Ini juga lebih sehat karena tidak mengandung bahan-bahan berbahaya seperti benzo acetan, seperti kebanyakan penyegar udara lainnya di pasar”.

Share |

Add to Google Reader or Homepage

1 komentar:

  1. knpa gk dari kotoran manusia, bisa ndak, kalo bisa dikembangkan lagi bakatnya sehingga tidak dari kotoran sapi saja

    BalasHapus

silakan beri komentar untuk konten ini